Sebelum kita membas tentang perilaku
konsumen akan lebih baik jika kita memahami terlebih dahulu apa yang dimaksud
dengan konsumen itu sendiri. Konsumen adalah setiap orang pemakai barang atau
jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik untuk kepentingan diri sendiri,
keluarga, orang lain maupun mahluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.
Apabila pembelian suatu barang tersebut bertujuan untuk dijual kembali maka itu
bukan disebut konsumen, melainkan pengecer atau distributor. Singkatnya
konsumen adalah seorang pembeli suatu barang dengan tujuan untuk dikonsumsi
sendiri dan bukan untuk dijual kembali.
PERILAKU
KONSUMEN
Nah, setelah kita mengetahui pengertian dari konsumen itu
sendiri maka sekarang kita akan terlebih dahulu mengulas tentang pengertian perilaku
konsumen. Perilaku Konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang
berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta
pengevalusian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Namun ada
pula yang mengartikan Perilaku Konsumen sebagai hal-hal yang mendasari untuk
membuat keputusan pembelian misal untuk barang berharga jual rendah maka proses
pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah sedangkan untuk barang berharga
jual tinggi maka proses pengambilan keputusan akan dilakukan dengan
pertimbangan yang matang.
Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa akan
dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya yaitu pendapatan, selera konsumen
dan harga barang. Setiap hari kita melakukan pemilihan atau menentukan skala
prioritas karena kebutuhan yang tidak terbatas sedangkan sumber daya yang
tersedia sangat terbatas. Konsep pemilihan ini merupakan perilaku mendasar dari
konsumen. Konsep dasar perilaku konsumen menyatakan bahwa konsumen selalu
berusaha untuk mencapai kegunaan maksimal dalam pemakaian barang yang
dikonsumsinya. Kegunaan (Utility) adalah derajat seberapa besar sebuah barang
atau jasa dapat memuaskan kebutuhan seseorang.
Jika
dilihat dari perilaku konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang maka dapat dibedakan
mejadi dua :
1. Perilaku Konsumen Rasional
1. Perilaku Konsumen Rasional
Suatu
konsumsi dapat dikatakan rasional jika memerhatikan hal-hal berikut :
·
Barang tersebut dapat memberikan
kegunaan optimal bagi konsumen
·
Barang tersebut benar-benar
diperlukan konsumen
·
Mutu barang terjamin
·
Harga sesuai dengan kemampuan
konsumen
2. Perilaku Konsumen Irasional
Suatu
perilaku dalam mengkonsumsi dapat dikatakan tidak rasional jika konsumen
tersebut membeli barang tanpa dipikirkan kegunaannya terlebih dahulu, contohya
yaitu :
·
Tertarik dengan promosi atau iklan
baik di media cetak maupun elektronik
·
Memiliki merk yang sudah dikenal
banyak konsumen
·
Ada bursa obral atau bonus-bonus dan
banjir diskon
·
Prestise atau gengsi
PROSES
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa perilaku
konsumen adalah hal yang mendasari dalam suatu pengambilan keputusan.
Biasanya sebelum maupun sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan
melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan yakni sebagai
berikut :
1. Pengenalan Masalah (Problem Recognition)
Seorang
konsumen akan membeli suatu barang atau produk sebagai solusi atas permasalahan
yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak
dapat menentukan produk yang akan dibeli.
2. Pencarian Informasi (Information Source)
2. Pencarian Informasi (Information Source)
Setelah
konsumen memahami masalah yang ada maka konsumen akan termotivasi untuk mencari
informasi . proses pencarian informasi dapat berasal dari pengalaman pribadi
maupun pengalaman orang lain
3. Mengevaluasi Alternatif (Alternative Evaluation)
3. Mengevaluasi Alternatif (Alternative Evaluation)
Setelah
berbagai macam informasi didapat maka konsumen akan mengevaluasi alternative
yang ada untuk mengatasi permasalah yang dihadapi
4. Keputusan Pembelian (Purchase Decision)
4. Keputusan Pembelian (Purchase Decision)
Setelah
beberapa alternative strategis yang ada dievaluasi maka konsumen akan membuat
keputusan pembelian. Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan
pembelian dengan menciptakan pembelian yang actual tidak sama dikarenakan
adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan
5. Evaluasi Pasca Pembelian (Post-Purchase Evaluation)
5. Evaluasi Pasca Pembelian (Post-Purchase Evaluation)
Proses
evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan
keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan
evaluasi apaka produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini akan
terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen terhadap produk tersebut. Konsumen
akan puas jika produk sesuai dengan harapan dan selanjutnya itu akan
meningkatkan permintaan akan merk produk tersebut pada masa depan. Namun
sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tidak sesuai dengan
harapan dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen pada masa depan
FAKTOR
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Dalam suatu pengambilan keputusan tentu saja tidak lepas
dari faktor-faktor yang memengaruhi, berikut ini terdapat beberapa factor
internal yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan pembelian
1. Motivasi (Motivation)
Merupakan
suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai tujuan tertentu
2. Persepsi (Perception)
2. Persepsi (Perception)
Merupakan
hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau kejadian yang diterimanya
berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap rangsangan tersebut
3. Pembentukan Sikap (Attitude Formation)
3. Pembentukan Sikap (Attitude Formation)
Merupakan
penilaian yang ada dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka atau tidak
suka seseorang akan suatu hal
4. Integrasi (Integration)
4. Integrasi (Integration)
Merupakan
kesatuan antara sikap dan tindakan atau respon atau sikap yang diambil
PENDEKATAN
PERILAKU KONSUMEN
Pendekatan untuk mempelajari perilaku konsumen dalam
mengkonsumsi suatu barang dibagi menjadi dua yaitu :
1. Pendekatan Kardinal
1. Pendekatan Kardinal
Pendekatan
Kardinal atau asumsi memiliki dasar sebagai berikut :
a. Kepuasan konsumsi dapat diukur dengan satuan ukur
b. Makin banyak barang yang dikonsumsi makin besar kepuasan
c. Terjadi hokum The Law of Deminishing Marginal Utility pada tambahan kepuasa setiap satu-satuan. Setiap tambahan kepuasan yang diperoleh dari setiap unit tambahan konsumsi semakin kecil. (Mula-mula kepuasan akan naik sampai dengan titik tertentu atau tambahan kepuasan akan semakin turun). Hokum ini menyebabkan terjadinya Downward sloping Marginal Utility Curva. Tingkat kepuasan yang semakin menurun ini dikenal dengan hokum gossen
d. Tambahan kepuasan atau tambahan 1 unit barang bisa dihargai dengan uang, sehingga makin besar kepuasan makin mahal harganya. Jika konsumen memperoleh tingkat kepuasan yang besar maka dia akan mau membayar mahal sedangkan jika konsumen tidak memperoleh tingkat kepuasan yang besar maka konsumen akan membayar dengan harga murah
2. Pendekatan Ordinal
a. Kepuasan konsumsi dapat diukur dengan satuan ukur
b. Makin banyak barang yang dikonsumsi makin besar kepuasan
c. Terjadi hokum The Law of Deminishing Marginal Utility pada tambahan kepuasa setiap satu-satuan. Setiap tambahan kepuasan yang diperoleh dari setiap unit tambahan konsumsi semakin kecil. (Mula-mula kepuasan akan naik sampai dengan titik tertentu atau tambahan kepuasan akan semakin turun). Hokum ini menyebabkan terjadinya Downward sloping Marginal Utility Curva. Tingkat kepuasan yang semakin menurun ini dikenal dengan hokum gossen
d. Tambahan kepuasan atau tambahan 1 unit barang bisa dihargai dengan uang, sehingga makin besar kepuasan makin mahal harganya. Jika konsumen memperoleh tingkat kepuasan yang besar maka dia akan mau membayar mahal sedangkan jika konsumen tidak memperoleh tingkat kepuasan yang besar maka konsumen akan membayar dengan harga murah
2. Pendekatan Ordinal
Mendasar
pada asumsi bahwa kepuasan tidak bisa dikuntitatifkan dan antara satu konsumen
dengan konsumen yang lainnya akan mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda dalam
mengkonsumsi barang dalam jumlah dan jenis yang sama, oleh karena itu muncul
pendekatan ordinal yng menujukkan tingkat kepuasan mengkonsumsi barang dalam
model kurva indifferent (kurava yang menggambarkan hubungan antara dua jenis
barang dimana konsumen mendapatkan kepuasan yang sama pada tiap-tiap titik
kombinasi kuantitas kedua jenis tersebut). Pendekatan ordinal berdasarkan
pembandingan sesuatu barang dengan barang yang lain lalu memberikan urutan dari
hasil pembandingan tersebut. Contoh penggunaan metode ordinal adalah untuk
pengukuran indeks prestasi atau pengukuran yang sifatnya kualitatif misalnya
bagus, sangat bagus, paling bagus
sumber
:
http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_konsumen
http://amalia-puspitasari.blogspot.com/2013/04/perilaku-konsumen.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar