Menurut ahli hipnonis, Adi W Gunawan, seorang hipnotis, panggilan mereka
yang melakukan hipnosis jenis hiburan, tidak bisa semudah hanya menepuk
lalu seketika si subyek, orang yang dihipnosis menjadi tidak sadar.
Lalu si hipnotis dengan leluasa mengorek semua informasi atau meminta si
subyek melakukan sejumlah sugesti yang mereka berikan.
"Jadi gak
benar orang itu tiba-tiba ditepok lalu jadi gak sadar untuk kemudian
dikerok informasi seluas-luasnya, itu semua rekayasa hanya untuk
menghibur pemirsa. Kalau hanya dengan seperti itu, maka kita gak butuh
KPK, dibawa aja orang yang misalnya diduga korupsi ke tukang hipnosis,
ditepok dan ditanya semua informasi, ini duitnya untuk siapa, ini
mengalir ke mana saja, itu hanya untuk hiburan," ujar Adi ketika
dihubungi INILAH.COM.
Sebaliknya, lanjut Adi, diperlukan
persetujuan terlebih dahulu dari si subyek bahwa ia akan dihipnosis.
Jika orang itu tidak setuju maka si hipnotis tidak bisa melakukan
hipnosis terhadapnya.
Contoh lainnya, Adi mengungkapkan, dari
beberapa pertunjukkan hipnosis untuk hiburan di televisi yang
dilihatnya, si subyek sebenarnya tidak berada dalam kondisi terhipnonis.
Sehingga semakin kuat dugaan bawa hipnosis adalah hanya rekayasa.
"Kalau
saya lihat pertunjukkan di televisi wajah orang-orang yang dihipnosis
itu adalah wajah orang yang sebenarnya gak masuk kondisi hipnosis. Itu
bisa ketahuan, ketahuan sekali, ini orang ngomongnya ngarang, orang ini
ngomongnya ngaco," kata Adi yang merupakan ahli hipnosis untuk terapi
(klinis) atau hipnoterapis.
Adi menjelaskan, ada beberapa hal
yang bisa menjadi indikasi bahwa si subyek tengah benar-benar berada
dalam pikiran bawah sadarnya. "Dari wajahnya yang disorot kamera orang
dalam kondisi trance atau dalam kondisi hipnosis itu ada indikasinya,"
kata pendiri Institute of Mind Technology itu.
Indikasi itu,
diungkapkannya seperti, misalnya mukannya datar, wajahnya agak pucat,
kalau diajak ngomong jawabnya datar-datar saja, kelopak mata akan
bergetar, lalu kondisi fisik lainnya adalah orang itu sering menelan
ludah serta nafasnya pelan dan lambat.
"Nah kebanyakan yang di televisi itu tidak seperti itu, ditanya jawab, ditanya jawab, itu bohong," ujarnya.
Namun
demikian, diakui Adi, ada juga beberapa hipnotis yang melakukan aksinya
dengan benar tanpa rekayasa. Memang benar-benar mampu menghipnosis
seseorang. Adi bahkan respek dengan gaya hipnosis hipnotis tersebut.
Namun Adi menolak mengungkapkan siapa hipnotis yang jujur dan bagus itu.
[mor]
sumber : http://gayahidup.inilah.com/read/detail/2052035/ini-tandanya-kalau-hipnosis-itu-ternyata-rekayasa#.UpsxKieAOho
Tidak ada komentar:
Posting Komentar