Jam

Jumat, 15 November 2013

Kelas Sosial

DEFINISI
Kelas Sosial adalah penggolongan atau pengelompokan sosial (stratifikasi sosial) yang biasanya dipakai untuk menunjukkan lapisan sosial seseorang berdasarkan kriteria ekonomi (kekayaan, pendidikan, dan pekerjaan).
·         KLASIFIKASI KELAS SOSIAL BERDASARKAN STATUS EKONOMI
-      Berdasarkan kepemilikan harta, pada umumnya masyarakat dapat dibedakan menjadi 3 kelas, yaitu:
1)      Kelas Atas
Terdiri dari kelompok orang-orang kaya  yang dengan leluasa dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, bahkan secara berlebihan.
2)      Kelas Menengah
Terdiri dari kelompok orang-orang yang berkecukupan, yang sudah dapat memenuhi kebutuhan pokok (primer).
3)      Kelas Bawah
Terdiri dari kelompok orang-orang miskin yang masih belum dapat memenuhi kebutuhan pokok (primer).
-      Aristoteles membagi masyarakat secara ekonomi menjadi 3 kelas (golongan), yaitu:
1)      Golongan Pertama (Golongan Sangat Kaya)
Merupakan golongan dengan jumlah yang terkecil (sedikit) di dalam masyarakat. Golongan ini terdiri dari para pengusaha, tuan tanah, dan bangsawan.
2)      Golongan Kedua (Golongan Kaya)
Merupakan golongan dengan jumlah yang cukup banyak di dalam masyarakat. Golongan ini terdiri dari para pedagang, dsbnya.
3)      Golongan Ketiga (Golongan Miskin)
Merupakan golongan dengan jumlah terbanyak di dalam masyarakat. Golongan ini terdiri dari rakyat-rakyat biasa.
-      Karl Marx juga membagi masyarakat menjadi 3 kelas (golongan), yaitu:
1)      Golongan Kapitalis (Borjuis)
Merupakan golongan yang terdiri dari para penguasa tanah dan alat produksi.
2)      Golongan Menengah
Merupakan golongan yang terdiri dari para pegawai pemerintah. Golongan menengah cenderung dimasukkan ke dalam golongan kapitalis, karena dalam kenyataannya golongan ini adalah pembela setia kaum kapitalis.
3)      Golongan Proletar
Merupakan golongan yang tidak memiliki tanah dan alat produksi. Termasuk kaum buruh dan pekerja pabrik.


-      Masyarakat Amerika Serikat membagi lapisan masyarakat menjadi 6 kelas, yaitu:
1)      Kelas Sosial Atas – Lapisan Atas (Upper-Upper Class)
Terdiri dari masyarakat yang telah lama kaya.
2)      Kelas Sosial Atas – Lapisan Bawah (Lower-Upper Class)
Terdiri dari masyarakat yang belum lama (baru) kaya.
3)      Kelas Sosial Menengah – Lapisan Atas (Upper-Middle Class)
Terdiri dari pengusaha dan kaum profesional.
4)      Kelas Sosial Menengah – Lapisan Bawah (Lower-Middle Class)
Terdiri dari pegawai pemerintah, kaum semi-profesional, supervisor, pengrajin terkemuka.
5)      Kelas Sosial Bawah – Lapisan Atas (Upper-Lower Class)
Terdiri dari para pekerja tetap (golongan pekerja).
6)      Kelas Sosial Bawah – Lapisan Bawah (Lower-Lower Class)
Terdiri dari para pekerja tidak tetap, pengangguran, buruh  musiman, orang   yang tergantung pada tunjangan.
-      Masyarakat Eropa membagi lapisan masyarakat menjadi 4 kelas, yaitu:
1)      Kelas Puncak (Top Class)
2)      a.   Kelas Menengah Berpendidikan (Academic Middle Class)
    b.   Kelas Menengah Ekonomi (Economic Middle Class)
3)      Kelas Pekerja (Workmen and Formens Class)
4)      Kelas Bawah (Underdog Class)
-      Negara-negara Demokratis membagi lapisan masyarakat menjadi 6 golongan, yaitu:
1)      Golongan Elit
Terdiri dari orang-orang kaya dan orang-orang yang menempati kedudukan atau pekerjaan yang oleh masyarakat sangat dihargai.
2)      Golongan Profesional
Terdiri dari orang-orang yang berijazah dan bergelar, serta orang-orang dari dunia perdagangan yang berhasil.
3)      Golongan Semi-Profesional
Terdiri dari pegawai kantor, pedagang, teknisi yang berpendidikan menengah dan yang tidak bergelar.
4)      Golongan Skill
Terdiri dari orang-orang yang memiliki keterampilan mekanis, teknisi, dan kapster.
5)      Golongan Semi-Skill
Terdiri dari pekerja pabrik tanpa keterampilan, supir, pelayan restoran.
6)      Golongan Un-Skill
Terdiri dari pramuwisma, tukang kebun, petugas kebersihan.
·         FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENENTUAN KELAS SOSIAL
Menurut Engel, Blackwell dan miniard (1995) mengemukakan pendapat Gilbert dan Kahl yang menyebutkan bahwa ada sembilan variabel yang menentukan status atau kelas sosial seseorang, kesembilan variabel tersebut digolongkan ke dalam 3 kategori, yaitu sebagai berikut :
1)      Variabel Ekonomi
a.       Status Pekerjaan
b.      Pendapatan
c.       Harta benda
2)      Variabel Interaksi
a.       Prestis individu
b.      Asosiasi
c.       Sosialisasi
3)      Variabel Politik
a.       Kekuasaan
b.      Kesadaran Kelas
c.       Mobilitas
·         PENGUKURAN KELAS SOSIAL
Meskipun banyak ahli setuju bahwa kelas sosial adalah konsep yang valid dan berguna, tapi tidak ada pernyataan umum bagaimana mengukurnya.  Pendekatan yang sistematis untuk mengukur kelas sosial tercakup dalam berbagai kategori berikut ini: ukuran subjektif, ukuran reputasi, dan ukuran objektif dari kelas sosial.
1)      Ukuran Subyektif
Dalam pendekatan subyektif untuk menguukur kelas sosial, para individu diminta untuk menaksir kedudukan kelas sosial mereka masing-masing. Klasifikasi keanggotaan kelas sosial yang dihasilkan didasarkan pada persepsi partisipan terhadap dirinya.
2)      Ukuran Reputasi
Pendekatan reputasi untuk mengukur kelas sosial memerlukan informan mengnai masyarakat yang dipilih untuk membuat pertimbangan awal mengenai keanggotaan kelas sosial orang lain dalam masyarakat.
3)      Ukuran Obyektif
Berbeda dari metode subjektif dan reputasi, yang mengharuskan orang memimpikan kedudukan kelas mereka sendiri atau kedudukan para anggotanya. Ukuran obyektif terdiri dari berbagai variabel demografis atau sosioekonomis yang dipilih mengenai individu yang sedang dipelajari. Ukuran obyektif kelas sosial terbagi menjadi dua kategori pokok yaitu indeks variabel tunggal dan indeks variabel gabungan.
a.       Indeks Variabel Tunggal
Indeks variabel tunggal hanya menggunakan satu variabel sosial ekonomi untuk menilai keanggotaan kelas sosial. Beberapa variabel digunakan untuk tujuan sebagai berikut:
1.      Pekerjaan
Merupakan ukuran sosial yang diterima secara luas dan mungkin merupakan ukuran kelas sosial terbaik yang dapat didokumentasikan karena menggambarkan status yang berhubungan dengan pekerjaan.
2.      Pendidikan
Tingkat pendidikan formal seseorang merupakan perkiraan lain bagi kedudukan kelas sosial yang umum diterima. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin besar kemungkinan orang tersebut memiliki penghasilan yang tinggi dan juga kedudukan yang dikagumi atau dihormati.
3.      Penghasilan
Penghasilan perorangan atau keluarga merupakan variabel sosial ekonomi lain yang sering digunakan untuk memperkirakan kedudukan kelas sosial.
4.      Variabel Lain
Variabel lain yang digunakan sebagai sebuah indeks kelas sosial adalah barang yang dimiliki. Skema yang paling terkenal dan merupakan alat penilai yang paling rumit untuk mengevaluasi barang yang dimiliki adalah skala status sosial chapin.
b.      Indeks Variabel Gabungan
Indeks gabungan secara sistematis menggabungkan sejumlah faktor sosial ekonomi untuk membentuk satu ukuran kedudukan kelas sosial yang menyeluruh. Indeks ini sangat menarik untuk diteliti karena dapat menggambarkan dengan lebih baik, kompleknya kelas sosial dibandingkan indeks variabel tunggal.
Dua indeks gabungan yang paling penting adalah:
1.      Indeks Karakteristik Status
Ukuran gabungan kelas sosial yang klasik adalah Warner’s Index of Status Characteristics (ISC). ISC merupakan ukuran tertimbang dari berbagai variabel sosial ekonomi pekerjaan, penghasilan (jumlah penghasilan), model rumah dan daerah tempat tinggal (kualitas lingkungan)
2.      Skor Status Sosial Skonomi
Sosioeconomic Status Score (SES) menggabungkan tiga variabel pekerjaan, penghasilan keluarga dan tingkat pendidikan. SES ini dikembangkan oleh United States Bureau of The Census
·         PENGARUH KELAS SOSIAL TERHADAP PERILAKU KONSUMEN
Pengaruh dari adanya kelas sosial terhadap perilaku konsumen begitu tampak dari pembelian akan kebutuhan untuk sehari-hari, bagaimana seseorang dalam membeli akan barang kebutuhan sehari-hari baik yang primer ataupun hanya sebagai penghias dalam kelas sosial begitu berbeda.
Untuk kelas sosial dari status yang lebih tinggi akan membeli barang kebutuhan yang bermerek terkenal, ditempat yang khusus dan memiliki harga yang cukup mahal. Sedangkan untuk kelas sosial dari status yang lebih rendah akan membeli barang kebutuhan yang sesuai dengan kemampuannya dan ditempat yang biasa saja.
Aspek hierarkis kelas sosial penting bagi para pemasar. Para konsumen membeli berbagai produk tertentu karena produk-produk ini disukai oleh anggota kelas sosial mereka sendiri maupun kelas yang lebih tinggi, dan para konsumen mungkin menghindari berbagai produk lain karena mereka merasa produk-produk tersebut adalah produk-produk “kelas yang lebih rendah”.
Adapun yang merupakan ukuran kelas sosial dari konsumen yang dapat diterima secara luas dan mungkin merupakan ukuran kelas sosial terbaik terlihat dari pekerjaan, pendidikan dan penghasilan.
Peneliti konsumen telah menemukan bukti bahwa di setiap kelas sosial, ada faktor-faktor gaya hidup tertentu (kepercayaan, sikap, kegiatan, dan perilaku bersama) yang cenderung membedakan anggota setiap kelas dari anggota kelas sosial lainnya.
Dengan mengenal bahwa para individu sering menginginkan gaya hidup dan barang-barang yang dinikmati para anggota kelas sosial yang lebih tinggi maka para pemasar sering memasukkan simbol-simbol keanggotaan kelas yang lebih tinggi, baik sebagai produk maupun sebagai hiasan dalam iklan yang ditargetkan pada audiens kelas sosial yang lebih rendah.
Para individu dapat berpindah ke atas maupun ke bawah dalam kedudukan kelas sosial dari kedudukan kelas yang disandang oleh orang tua mereka. Yang paling umum dipikirkan oleh orang-orang adalah gerakan naik karena tersedianya pendidikan bebas dan berbagai peluang untuk mengembangkan dan memajukan diri.

Sumber :
 http://boetarboetarzz.blogspot.com/2013/01/kelas-sosial.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar